TEKNOLOGI

Kisah Tentang React, Pemrograman Javascript Yang Kini Populer

Pada suatu hari di dunia pengembangan web, para pengembang sering menghadapi tantangan dalam membangun antarmuka pengguna (UI) yang interaktif dan efisien. Di tengah kompleksitas mengelola berbagai elemen UI, keadaan (state), dan perubahan, munculah pustaka yang dikenal sebagai React.

React adalah pustaka JavaScript yang revolusioner yang diperkenalkan oleh tim pengembangan Facebook. Pustaka ini mengubah cara pengembang membangun UI dalam aplikasi web. Mereka memperkenalkan konsep komponen.

Bayangkan bahwa Anda ingin membangun sebuah rumah yang indah. Alih-alih memulai dari nol, Anda memutuskan untuk menggunakan konsep modular dengan berbagai komponen. Setiap komponen mewakili bagian tertentu dari rumah, seperti pintu, jendela, dinding, dan atap. Anda dapat merakit komponen-komponen ini bersama-sama untuk membentuk rumah yang lengkap.

Inilah yang dilakukan oleh React dalam pengembangan antarmuka pengguna. Alih-alih menulis kode HTML dan JavaScript yang rumit untuk setiap elemen UI, Anda membaginya menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.

Misalnya, jika Anda ingin membuat tombol interaktif dalam aplikasi web, Anda dapat membuat komponen "Button" yang menerima properti seperti teks dan warna tombol. Dalam komponen ini, Anda dapat menentukan bagaimana tombol akan terlihat dan berperilaku ketika diklik.

Cara kerja React dapat diuraikan dalam beberapa langkah penting yang terjadi saat Anda mengembangkan aplikasi web dengan menggunakan pustaka ini:

  1. Pembuatan Komponen: Anda mulai dengan membuat komponen-komponen UI dalam React. Komponen-komponen ini mewakili bagian-bagian antarmuka pengguna, seperti tombol, header, formulir, dan lainnya.

  2. Penggunaan JSX: Anda menggunakan JSX (JavaScript XML) untuk mendefinisikan tampilan komponen. JSX adalah ekstensi sintaks JavaScript yang memungkinkan Anda menulis kode yang mirip dengan HTML, tetapi masih berada dalam konteks JavaScript.

  3. Komposisi Komponen: Anda menggabungkan komponen-komponen ini dalam hierarki yang lebih besar. Komponen dapat diletakkan dalam komponen lainnya, membentuk pohon komponen yang merepresentasikan antarmuka pengguna keseluruhan.

  4. Penggunaan Props: Anda memberikan data ke dalam komponen menggunakan properti (props). Properti ini memungkinkan Anda mengirimkan informasi dari komponen induk ke komponen anak, memungkinkan penyesuaian dan penggunaan kembali yang lebih besar.

  5. Pengelolaan Keadaan (State): Komponen dalam React dapat memiliki keadaan (state) internal. Anda dapat mengelola keadaan ini untuk mengatur bagaimana komponen merespons perubahan dan berinteraksi dengan pengguna.

  6. Merender di Virtual DOM: React menggunakan Virtual DOM (DOM virtual) sebagai representasi perantara dari struktur DOM aktual. Setiap kali ada perubahan dalam keadaan atau properti komponen, React akan memperbarui Virtual DOM.

  7. Rekonsiliasi Virtual DOM: React membandingkan perubahan di Virtual DOM dengan DOM aktual untuk menentukan perubahan yang sebenarnya diperlukan dalam DOM. Ini mengurangi overhead dan meningkatkan efisiensi dalam pembaruan antarmuka pengguna.

  8. Pembaruan Komponen: Jika perubahan ditemukan dalam rekonsiliasi Virtual DOM, React akan memutuskan bagaimana memperbarui komponen dan DOM sesuai dengan perubahan tersebut. Ini mungkin melibatkan perubahan dalam tampilan, properti, atau keadaan komponen.

  9. Interaksi Pengguna: Pengguna berinteraksi dengan aplikasi melalui antarmuka pengguna yang dibangun dengan komponen-komponen React. Ketika pengguna melakukan tindakan seperti mengklik tombol, komponen akan merespons dengan mengubah keadaan atau merender ulang sesuai kebutuhan.

  10. Cicilan Proses: Selama proses ini, komponen-komponen React akan berinteraksi dan merespons perubahan, memastikan bahwa antarmuka pengguna tetap sesuai dengan keadaan dan tindakan pengguna.

Dengan cara kerja ini, React memungkinkan Anda membangun antarmuka pengguna yang interaktif dan dinamis dengan mengelola efisien perubahan tampilan dan keadaan. Virtual DOM dan proses rekonsiliasi memainkan peran kunci dalam memastikan kinerja yang baik saat mengubah antarmuka pengguna.

Varian Turunan React

React memiliki beberapa varian atau turunan yang dibangun di atas konsep dasar React, tetapi masih berfokus pada pengembangan antarmuka pengguna (UI) dalam aplikasi web. Beberapa varian dan turunan React yang populer termasuk:

  1. React Native: React Native adalah kerangka kerja yang memungkinkan Anda mengembangkan aplikasi mobile lintas platform (seperti iOS dan Android) menggunakan JavaScript dan komponen React. Dengan React Native, Anda dapat menggunakan komponen React untuk membangun antarmuka pengguna yang mirip dengan aplikasi native, tetapi dengan menggunakan kode bersamaan untuk berbagai platform.

  2. Next.js: Next.js adalah kerangka kerja React yang dirancang untuk mempermudah pengembangan aplikasi web dengan dukungan server-side rendering (SSR) dan static site generation (SSG). Next.js menyediakan cara yang lebih terstruktur untuk membangun aplikasi React dengan fokus pada performa, SEO, dan pengembangan cepat.

  3. Gatsby: Gatsby adalah kerangka kerja yang membantu Anda membangun situs web cepat, aman, dan canggih dengan menggunakan React. Gatsby menggunakan konsep static site generation (SSG) untuk menghasilkan situs web yang diisi dengan data saat waktu pembuatan, memungkinkan performa yang cepat dan pengalaman yang halus.

  4. React Router: React Router adalah pustaka yang membantu Anda mengelola routing dalam aplikasi React. Ini memungkinkan Anda membuat rute-rute yang terkait dengan komponen-komponen, sehingga Anda dapat membuat navigasi yang dinamis dalam aplikasi Anda.

  5. Material-UI: Material-UI adalah pustaka komponen UI yang mengimplementasikan pedoman desain Material Design dari Google. Ini menyediakan komponen-komponen siap pakai yang berbasis React untuk membangun antarmuka pengguna yang cantik dan konsisten.

  6. Styled Components: Styled Components adalah pustaka yang memungkinkan Anda membuat komponen React dengan gaya CSS yang terpisah dan terkelola. Ini menggabungkan CSS-in-JS dengan komponen React, memungkinkan Anda untuk memodifikasi gaya komponen dengan lebih dinamis.

  7. Recoil: Recoil adalah pustaka pengelolaan keadaan (state) yang dibangun oleh Facebook untuk aplikasi React. Ini menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk mengelola keadaan aplikasi dengan komponen yang lebih efisien dan mudah diatur.

  8. Redux: Redux adalah pustaka pengelolaan keadaan yang populer untuk aplikasi React yang membantu Anda mengelola keadaan global aplikasi dengan cara yang terstruktur. Ini membantu mengatasi kompleksitas keadaan di aplikasi yang lebih besar.

Setiap varian atau turunan React memiliki fokus dan tujuan yang berbeda, namun semuanya masih didasarkan pada konsep dasar React untuk membangun antarmuka pengguna yang efisien, interaktif, dan konsisten. Pemilihan varian atau turunan akan tergantung pada kebutuhan proyek Anda dan alur kerja yang diinginkan.